Sabtu, 08 Desember 2018

"Why do you like English?"

There are two reasons that can answer the question "why do i like english?".

The first is because English is fun. why so? 
This wide world, there are so many languages ​​and countries with the beauty of places and the uniqueness of its culture. English is the most common language that most humans can understand in the world. That's why English is called an international language. So, when we master English, of course we will be able to adapt and chat with anyone easily when we move from one country to another. By mastering English, this is of course our main capital to expand our association to all corners of the world. That way, we can make friends and family wherever we are. Having lots of friends and family in all corners of the world, Isn't that fun? ☺

Another thing that makes English fun is because there are so many talented musicians who create songs in English. Listening to music is one of the best ways to entertain and relax. In its development, the best songs that have been circulating internationally are generally in English. With our mastery of English, it is certainly fun when we not only listen to the music but also understand what the song means.

Besides being fun, the second reason that makes me like english is because english is important to learn. By mastering english, we can get to know the world. In an increasingly advanced era like today, we can learn things very easily from anywhere. Through book and internet, we can easily learn it well. However, Have you ever read about books that have very good contents but use english? Have you ever found a science on the internet that is very useful but it uses english? This is because the best journals and books that are published internationally certainly use international language, namely english, because english is a scientific language which in fact becomes the largest academic language association in the world. As a scientific language, english is of course very often used by renowned scientists in writing several articles and books from the results of the studies they have tested. Even though the scientist is from Indonesia, English remains the main language used to write these articles so that the article can be global and understood by other scientists or other reference seekers around the world. Therefore, by learning english, we will add a lot of knowledge.

A proverb saying "whoever wants to mastery the world, so control the language". as an international language, having knowledge in English is one of the greatest assets in the world at the professional level in developing our careers. That is one important reason why we have to learn English. The reason is that the progress of the world economy which is increasingly globalizing and the interaction with people from various corners of the world is one of the important things that is very valuable to be able to do.

To improve careers, of course we must be able to establish relationships with other companies. Either career in any field that uses foreign languages ​​such as government, traveling, education, communication, law, advertising and economics. our ability to master english will certainly lead us to communicate and establish relationships with companies from various fields.

There is nothing wrong with which career field to choose. it doesn't matter which country we are going to choose for. originally, we can know english and show the advantages that we have.

Selasa, 28 Februari 2017

SAJAK BIRU ( TIDAK MERUBAH APAPUN )

TIDAK MERUBAH APAPUN
(SAJAK BIRU)

Mencintai tanpa dicintai itu wajar kan?
Karena kita mencintai seseorang memang murni perasaan kita
Meski ada setitik harap ingin berbagi perasaan ini bersamamu
Tapi bukankah
Bahkan meski nyatanya hanya aku sendiri yang merasakannya
Itu tidak merubah apapun kan?
Bahkan meski nyatanya hanya aku disini yang memiliki rindu..
Rindu ini, akan tetap disini kan?
Tidak berkurang satu apapun.
Cinta itu rumit ya?
Saat orang lain terluka karena rindunya padaku,
Saat aku disini berdarah-darah merindumu,
Dan Kau, disana juga bernanah-nanah merindukan orang lain.

Cinta tidak sesederhana menyatukan orang orang yang sama sama memiliki rindu.

Cinta tidak sesederhaa membuatku berpaling darimu yang kurindu kepada orang lain yang merindukanku.

Begitu juga kau kan?
Cinta, tidak sesederhana membuatmu berbalik padaku yang merindumu.. 
Melepas rindu yg kau punya untuk orang lain.

Kadang, cinta sekejam ini.
Bahkan meski setiap detik yang kita punya dipenuhi pucuk pucuk kerinduan
Bahkan meski setiap tatap mata kita yang terlihat hanya kau dan kau
Itu tidak berarti bis membuatmu datang dan merindukannku juga

Karena perasaan itu
Murni milikmu..
Tidak akan berubah suatu apapun.

Serang, Desember 2016

SAJAK BIRU (YANG TERPENTING ADALAH)

YANG TERPENTING ADALAH
#SajakBiru

Temen itu :
Ya temen. Yg nemenin kita, bareng2. 
Seneng bahagia Sakit sedih luka. 
Yg ngehibur kita. 
Yg bikin kita senyum lagi. 
Yg bikin kita lebih kuat. 
Yg paham kurang dan lebih kita tapi dia tetep disini.

Temen itu :
Ya temen. 
Yg bisa juga salah. 
Bisa gabisa. Bisa juga ngecewain. 
Bisa juga nyakitin.
.
Didunia ini gaada hubungan yg sempurna guys, bahkan cinta sejati atau persahabatan sekalipun.
.
Tapi it's OK😊
Kita masih tetap bisa bahagia meski demikian.
Meski tidak ada satupun yg bisa kita kenang dg sempurna tanpa kenangan menyakitkan.
Karena tidak ada yg sempurna.
.
Yang terpenting adalah,
Saat - saat kebersamaan kita, guys😊
Setidaknya, kita bisa tertawa bersama saat ini, meski boleh jadi kemarin kita terisak menangis.
.
Setidaknya, kita bisa bersama sama saat ini, meski boleh jadi besok kita berbeda arah saat melangkah.
.
Tapi, yang terpenting adalah
Bagaimana kita bisa semakin kuat menerima setiap kenangan ;
Bahagia atau menyakitkan.
.
Bagaimana kita bisa semakin dewasa,
Untuk terbiasa memahami bahwa kebahagiaan selalu beriringan dengan luka.
.
Yang terpenting adalah
Bagaimana kita untuk menciptakan kebahagiaan kita sendiri, bukan bergantung pada orang lain.
.
.
Be Strong, and be happy😊



Serang, Januari 2017

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran
Dosen Pengampu : Eko Ribawati, M.Pd.














Disusun oleh,
Kelompok 3 :
Nuhiyah
Nurul Fajria Faradila
Lucas Bagas Pangestu
Linda Falasifah
Fajar Putro S
2288150010
2288150025
2288150026
2288150032
2288150036









JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SEPTEMBER, 2016

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah karena telah memberikan limpahan nikmat dan karuniaNya, Sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan Makalah “Strategi Pembelajaran Kooperatif” ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di yaumul akhir nanti.
Penyusunan makalah  ini di dasari pada tinjauan pustaka.  Makalah  ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran. Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada Ibu Eko Ribawati, M.Pd. selaku Dosen Mata Kuliah Strategi Pembelajaran  dan semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.   
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu, Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
                            
Serang,   September  2016


Penyusun







i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................ i
Daftar isi..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif.................................................................... 3
2.2 Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif......................................... 5
2.3 Ciri – ciri Pembelajaran Kooperatif...................................................................... 5
2.4 Strategi Pembelajaran Kooperatif......................................................................... 6
2.5 Metode Pembelajaran Kooperatif....................................................................... 10

BAB III KESIMPULAN....................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 24

















ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Pembelajaran merupakan upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik dan tentunya dalam pembelajaran terhadap peserta didik juga memiliki tujuanya yaitu untuk mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik. Dalam pembelajaran juga dijadikan sebagai transfer of knowledge  yang berati upaya untuk mentransferkan ilmu pengetahuan dari tenaga pendidik kepada peserta didik.
Dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan tenaga pendidik terhadap peserta didik, juga memerlukan strategi dalam pembelajaran, ada banyak model pembelajaran khususnya dalam pembahasan ini membahas tentang strategi pembelajaran ini akan membahas tentang strategi pembelajaran kooperatif.
1.2              Rumusan Masalah
1.         Apakah yang dimaksud dengan Pembelajaran Kooperatif?
2.         Apakah Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif?
3.         Apa saja kah Ciri – ciri Pembelajaran Kooperatif?
4.         Bagaimana Strategi Pembelajaran Kooperatif?
5.         Apa saja yang harus diperhatikan dalam Strategi Pembelajaran Kooperatif?
6.         Bagaimana Metode Pembelajaran Kooperatif?
1.3              Tujuan
1.         Untuk mengetahui dan memahami pengertian Pembelajaran Kooperatif
2.         Untuk mengetahui Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif
3.         Untuk mengetahui Ciri – ciri Pembelajaran Kooperatif
4.         Untuk mengetahui  dan menerapkan Strategi Pembelajaran Kooperatif
5.         Untuk mengetahui hal – hal harus diperhatikan dalam Strategi Pembelajaran Kooperatif
6.         Untuk mengetahui dan menerapkan Metode Pembelajaran Kooperatif
1.4              Manfaat
1.      Memahami permasalahan dan mengkaji lebih lanjut tentang Strategi Pembelajaran Kooperatif
2.      Sebagai bahan pembelajaran tentang Strategi Pembelajaran Kooperatif
3.      Melengkapi dan meringkas pembahasan tentang Stategi Pembelajaran Kooperatif























BAB II
PEMBAHASAN
2.1.            Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah yang mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dalam sebuah kelompok-kelompok kecil secara kolaborasi (campuran) yang anggotanya hanya berjumlah 4 atau 6 orang saja, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen (berbeda-beda).
Pada hakikatnya, pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok. Oleh karena itu, banyak guru yang menyatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam cooperative learning, karena mereka telah biasa melakukan pembelajaran cooperative learning dalam bentuk belajar kelompok, walaupun tidak semua belajar kelompok disebut sebagai cooperative learning. Seperti yang dijelaskan oleh Abdulhak (2001:19-20) “pembelajarn kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta didik, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama antara peserta didik itu sendiri”.
R oger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap coopartive learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan :
  1. Saling ketergantungan positif
  2. Tanggungjawab perseorangan
  3. Tatap Muka
  4. Komunikasi antar anggota
  5. Evaluasi proses kelompok (Anita Lie, 1999 : 30)
Dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar kerja sama dengan anggota lainnya.
Pembelajaran kooperatif menurut para ahli:
1.    Depdiknas (2003:5) “Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”.
2.    Tom V. Savage (1987:25) mengemukakan bahwa cooperative learning merupakan satu pendekatan yang menekankan kerja sama dalam kelompok.
3.    Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dalam sistem belajar kooperatif, siswa belajar bekerja sama antara satu dengan lainnya (Nurulhayati, 2002:25). 
4.    Bern dan Erickson (2001:5) “Cooperative learning (pembelajaran kooperatif) merupakan strategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil di mana siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar”.
5.    Eggen and Kauchak (1996:279) “Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama”.
6.    Sunal dan Hans (2000) “Cooperative learning merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran”.
7.    Stahl (1994) “Cooperative learning dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku sosial”.
8.      Djajadisastra (1982) “Metode belajar kelompok merupakan suatu metode mengajar dimana murid-murid disusun dalam kelompok-kelompok waktu menerima pelajaran atau mengerjakan soal-soal dan tugas-tugas”.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dipahami bahwa dalam pembelajaran kooperatif siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu belajar untuk dirinya sendiri, dan membantu sesama untuk belajar.

2.2.            Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tujuan, diantaranya:
1.      Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik yang cukup sulit.
2.      Agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belakang.
3.      Mengembangkan keterampilan sosial siswa; berbagi tugas , aktif bertanya,  menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, dan bekerja dalam kelompok.
Menurut Linda Lungren (1994:120) dalam (Ibrahim, dkk., 2000:18), ada beberapa manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan prestasi belajar yang rendah, yaitu:
1.      Lebih sering mengerjakan tugas
2.      Meningkatkan rasa menghargai diri sendiri
3.      Memperbaiki sikap terhadap mata pelajaran IPA dan sekolah
4.      Memperbaiki kehadiran
5.      Angka putus sekolah menjadi rendah
6.      Memunculkan sifat saling menghargai perbedaan
7.      Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
8.      Mengurangi konflik antar siswa
9.      Sikap apatis berkurang
10.  Bisa memahami teman lebih dekat
11.  Meningkatkan motivasi
12.  Meningkatkan hasil belajar
13.  Retensi lebih lama
14.  Meningkatkan kebaikan budi, kpekaan, dan toleransi.
2.3.            Ciri – ciri Pembelajaran Kooperatif
1.      Materi belajar dikerjakan sampai tuntas dalam sebuah kelompok belajar.
2.      Kelompok terdiri dari siswa yang memiliki keterampilan yang tinggi, sedang, dan rendah (heterogen).
3.      Apabila memnungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda.
4.      Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.
Pembelajaran kooperatif mencerminkan pandangan bahwa manusia belajar dari pengalaman mereka dan pasrtisipasi aktif dalam kelompok kecil membantu siswa belajar keterampilan sosial, sementara itu secara bersamaan mengembangkan sikap demokrasi dan keterampilan berpikir logis.
2.4.            Strategi Pembelajaran Kooperatif
Seperti yang kita ketahui bahwa strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah atau teori belajar tertentu.
Sedangkan strategi pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di dalam kelompok-kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaanya, strategi pembelajaran kooperatif harus memperhatikan 4 hal penting ini, yaitu sebagai berikut :
1.      Adanya peserta didik dalam kelompok
2.      Adanya aturan main kelompok
3.      Adanya upaya belajar dalam kelompok
4.      Tatap muka
5.      Evaluasi proses kelompok
Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap kelompok belajar. Pengelompokkan siswa dapat ditetapkan berdasarkan beberapa pendekatan, diantaranya yaitu :
1.      Didasarkan atas minat dan bakat
2.      Latar belakang kemampuan
3.      Kemampuan bersosialisasi
4.      Tatap muka
5.      Evaluasi proses kelompok
Aturan main dalam kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua pihak yang terlibat, baik siswa sebagai peserta didik, maupun siswa sebagai anggota kelompok. Sedangkan upaya belajar adalah segala aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuannya yang telah dimiliki maupun meningkatkan kemampuan baru, baik kemampuan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Aktivitas pembelajaran tersebut dilakukan dalam kegiatan kelompok, sehingga antar peserta dapat saling membelajarkan melalui tukar pikiran, pengalaman maupun gagasan-gagasan.
Lalu aspek tujuan dimaksudkan untuk memberikan arah perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Melalui tujuan yang jelas, setiap anggota kelompok dapat memahami sasaran setiap kegiatan belajar.
Sistem pembelajaran kooperatif ini adalah suatu pembelajaran yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Menurut Salvin (1995) ia mengemukakan dua alasan mengapa strategi pembelajaran ini penting, yaitu :
1.      Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri.
2.      Dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.
Dari dua alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.
Strategi pembelajaran kooperatif mempunyai 2 komponen, yaitu :
1.      Komponen tugas kooperatif
2.      Komponen struktur insentif kooperatif
Tugas kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok, sedangkan struktur insentif kooperatif merupakan sesuatu yang membangkitkan motivasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan kelompok. Struktur insentif dianggap sebagai keunikan dari pembelajaran kooperatif, karena melalui struktur ini setiap anggota kelompok bekerja keras untuk belajar, mendorong dan memotivasi anggota lain menguasai materi pelajaran, sehingga mencapai tujuan kelompok.
Keterampilan kooperatif sebagaimana diungkapkan oleh Lundgren (1994) terdiri dari 3 bentuk.
1.      Keterampilan kooperatif awal
Keterampilan ini meliputi : menggunakan kesempatan, menghargai konstribusi, mengambil giliran dan berbagi tugas, berada dalam kelompok, berada dalam tugas berbicara, menyelesaikan tugas pada waktunya, menghormati perbedaan individu.
2.      Keterampilan kooperatif tingkat menengah
Keterampilan ini meliputi : menunjukkan penghargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima, mendengarkan dengan aktif, bertanya, membuat ringkasan, menafsirkan, mengatur dan mengorganisir, menerima tanggung jawab, mengurangi ketegangan.
3.      Keterampilan kooperatif tingkat mahir
Keterampilan ini meliputi : mengelaborasi, memeriksa dengan cermat, menyatakan kebenaran, menetapkan tujuan, berkompromi.
Dalam pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif terdapat enam langkah utama atau tahapan, yaitu sebagai berikut :
Fase
Indikator
Kegiatan Guru
1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut, dan memotivasi siswa belajar.
2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan, atau melalui bahan bacaan.
3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari, atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok

Anita Lie (2005) menyebutkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif terdapat lima prinsip, yaitu sebagai berikut :
1.      Prinsip ketergantungan positif, yaitu keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok alan merasa saling ketergantungan.
2.      Tanggung jawab perseorangan, yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.
3.      Interaksi tatap muka, yaitu memberikan kesempatan luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka dalam melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari kelompok lain.
4.      Partisipasi dan komunikasi, yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.
5.      Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu secara khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya dapat bekerjasama lebih efektif.
Untuk mengimplementasikan pembelajaran kooperatif, dapat ditempuh prosedur sebagai berikut :
1.      Penjelasan materi : tahap ini merupakan tahapan penyampaian pokok-pokok materi pembelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama tahapan ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran.
2.      Belajar kelompok : tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi dan siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
3.      Penilaian : penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan melalui tes atau kuis yang dilakukan secara individual atau kelompok. Tes individu akan memberikan penilaian kemampuan individu, sedangkan kelompok akan memberikan penilaian pada kemampuan kelompoknya.
2.5.            Metode Pembelajaran Kooperatif
Berbicara tentang pembelajaran kooperatif, dalam metode ini memiliki kecendrungan dimana siswa dididik dengan menekankan berfikir, berlatih, demokratis, aktif, dan saling memberi dan menerima. Ide pembelajaran kooperatif muncul dari filosofi yang mengemukakan agar seseorang dapat belajar, maka ia harus mempunyai teman atau pasangan dalam kegiatan belajar dengan tujuan untuk mengajak memecahkan masalah. Pemikiran yang melandasi hal tersebut adalah sifat manusia yang saling membutuhkan. Kondisi tersebut juga terjadi dalam pendidikan karena siswa tidak dapat mengisolasi dirinya dari rekan – rekan sekelasnya, oleh karena itu setiap siswa harus dapat bekerja sama dengan siswa lain. 
Sesuai dengan pendapat Ibrahim dkk (2000:19), yang menyatakan bahwa suatu kerangka teoritis dan empiris yang kuat, pembelajaran kooperatif yang mencerminkan pandangan manusia belajar dari pengalaman mereka dan berpartisipasi aktif dalam kelompok kecil membantu siswa belajar keterampilan sosial yang penting, sementara itu secara bersamaan mengembangkan sikap demokratis dan keterampilan logis. Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif mendidik siswa untuk dapat lebih memahami konsep – konsep dan masalah yang sulit karena dalam pembelajaran kooperatif  lebih cenderung pada pembelajaran bersama dalam kelompok kecil, sehingga siswa dapat saling bekerja sama dan mendiskusikan masalah dengan anggota kelompoknya.
Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan – keterampilan  khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, pembicara yang baik dan teliti dalam menyelesaikan pembahasan dalam bentuk diskusi dalam tiap kelompok. Dalam metode ini terdapat 5 prinsip dasar yaitu, Saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunakasi antar anggota, dan evaluasi. Dalam 5 prinsip tersebut menuntut kerja sama siswa dan saling ketergantungan dalam struktur tugas, dimana maksud dari struktur tugas yaitu bahwasanya siswa melakukan kegiatan secara bersama – bersama, berikutnya yaitu struktur tujuan yang maksdunya tiap – tiap individu dalam kelompok harus aktif dalam menyumbang ide untuk mencapai suatu tujuan, terakhir yaitu hadiah yang dimaksud hadiah yaitu suatu keberhasilan individu adalah atas usaha secara bersama.
Dalam metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning) ini juga memiliki kelebihanya dan kekuranganya yaitu dimulai dari kelebihan dari metode ini yaitu, metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep sendiri dan cara memecahkan masalah, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan kreatifitas dalam melakukan komunikasi dengan teman sekelompoknya, membiasakan siswa untuk bersikap terbuka dan tegas, meningkatkan motivasi belajar, membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran, mendorong motivasi guru untuk menciptakan media pengajaran, karena media begitu penting dalam pembelajaran kooperatif, membuat peserta didik untuk menjadi pribadi yang berkembang dengan sendirinya karena pengembangan diri.
Setelah membahas kelebihan metode pembelajaran kooperatif, selanjutnya metode ini juga memiliki kelemahanya yaitu, memakan waktu yang cukup lama untuk melakukan diskusi, seperti belajar kelompok, siswa yang menguasai jalanya diskusi sehingga siswa yang kurang pandai kurang kesempatan dalam menyatakan pendapatnya. Selain itu dalam metode ini juga kelemahanya terdapat suatu kelompok yang asing dan sulit diajak untuk bekerja sama.
1.      Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Dalam pembahasan ini khususnya akan membahas mengenai metode pembelajaran Jigsaw. Dimana kata jigsaw ini muncul yang artinya gergaji ukir, jadi pembelajaran Jigsaw juga mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji.
Dalam metode Jigsaw, siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama, dalam perspektif historisnya metode pembelajaran  Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang diterapkan dan dikembangkan oleh Elliot Aronson’s di Universitas Texas pada tahun 1971 dan di publikasikan pada tahun 1978. Pada awalnya penelitian ini dipakai untuk tujuan agar mengurangi rasa kompetisi pembelajar dan masalah ras yang terdapat dalam suatu kelas, dan untuk pertama kalinya orang kulit putih Amerika berada dalam satu kelas terhadap orang Amerika berkulit hitam, dan situasi ini mengancam lingkungan belajar mereka. Akhirnya pada tahun 1971, Elliot dan kawan – kawanya menerapkan jigsaw dalam kelas tanpa memandang ras dimana tiap pembelajar bergantung kepada anggota kelomponya untuk mencapai informasi.   model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawabnya siswa terhadap pembelajaran sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak haanya mempelajari materi yang diajarkan , tetapi mereka juga harus memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya sehingga kemampuan secara kognitif maupun jiwa sosial siswa juga sangat di perlukan.
Dalam pengertianya lebih lanjut, metode pembelajaran jigsaw adalah sebuah tipe model pembelajaran kooperatif yang lebih menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil yang terdiri dari empat atau sampe enam orang dan tentunya juga tergantung jumlah siswa dalam satu kelas secara heterogen, dan siswa bekerjasama, saling ketergantungan positif dan tanggung jawab secara mandiri (Responsibility). Pada kegiatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, dan disebut sebagai ahli yang bertugas membahas tentang pembahasan yang sedang dibahas, kemudian hasil pembahasan tersebut dibawa ke kelompok asal, dan disampaikan pada anggota kelompoknya.
Dalam tipe pembelajaran kooperatif Jigsaw ini juga memiliki kelebihan dan kekuranganya, pertama dimulai dari kelebihan dari tipe jigsaw yaitu untuk mempermudah pekerjaan guru dalam hal mengajar, karena sudah ada tim ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan – rekanya, pemerataan materinya dapat dicapai dalam waktu singkat, melatih siswa untuk berbicara dan berstatement, menimbulkan suatu interaksi antar kelompok.
setelah membahas kelebihan dari tipe jigsaw, selanjutnya tipe ini juga memiliki kelemahan – kelemahanya yaitu prinsip utama pembelajaran ini adalah peer teaching yang artinya pembelajaran oleh teman sendiri dan ini akan menjadi kendala karena perbedaan pendapat dan pemikiran dalam pemahaman konsep yang akan didiskusikan bersama siswa lain, kelemahan berikutnya yaitu tidak semua siswa memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi menyampaikan materi kepada temanya, butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini diterapkan, data siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian siswa harus sudah dimiliki oleh guru, dan butuh waktu yang sangat lama untuk mengenali tipe – tipe masing siswa, model pembelajaran ini sulit diterapkan pada kelas yang memiliki jumlah siswa di bawah angka 40 siswa.
Setelah membahas kelebihan dan kekurangan dari tipe pembelajaran jigsaw, tentunya dalam tipe ini juga memiliki teknik – tekniknya dalam pelaksanaan model pembelajaran jigsaw yaitu :
1.      Membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4 – 6 orang
2.      Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda – beda
3.      Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4.      Anggota tim yang berbeda telah mempelajari bagian atau sub bab yang sama, bertemu dalam kelompok baru untuk mendisukusikan bagian sub bab mereka.
5.      Setelah usai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainya mendengarkanya
6.      Tiap tim ahli mempresntasikan hasil diskusi
7.      Guru memberi evaluasi
8.      Penutup
2.      Student Team Achievement Division (STAD)
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan pertama kali oleh Robert Slavin dan teman – temannya di Universitas John Hopkins.
STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif, proses pembelajaran yang efektif adalah yang melibatkan siswanya dalam proses pembelajaran. Tak hanya guru memberikan penjelasan didepan kelas dan siswa mencatat semuanya tanpa ada interaksi yang efektif. Dalam tipe ini, masing – masing kelompok memiliki kemampuan akademik yang heterogen. Sehingga dalam satu kelompok akan ada satu siswa berkemampuan tinggi, dua orang berkemampuan sedang, dan satu siswa berkemampuan rendah.
1.      Komponen utama STAD
Lima komponen utama pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu : Penyajian / Presentasi kelas, belajar kelompok (tim), kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi kelompok.
Berikut ini uraian selengkapnya dari pembelajaran kooperatif tipe StudentTeams Achievement Division (STAD) :
a.       Penyajian / Presentasi kelas.
Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas. Hal ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering dilakukan atau didiskusikan yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audio – visual.
Guru menyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan mengapa hal itu penting. Timbulkan rasa ingin tahu siswa dengan demonstrasi yang menimbulkan teka-teki, atau cara lain. Guru membentuk siswa bekerja dalam kelompok untuk menemukan konsep atau merangsang keinginan mereka pada pelajaran tersebut. Dan ulangi secara singkat keterampilan atau informasi yang merupakan syarat mutlak.
b.      Belajar kelompok (tim)
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri 4 – 5 orang, dimana mereka mengerjakan tugas yang diberikan. Tim merupakan ciri yang penting bagi tipe STAD. Pada setiap hal, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya.
Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Jika ada kesulitan, murid yang merasa mampu harus membantu murid yang kesulitan. Fungsi utama dari tim ini adalah untuk memastikan bahwa semua anggota tim benar – benar belajar, dan lebih khusus lagi untuk mempersiapkan anggotanya agar bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materi, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya.
Selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut :
1) Mintalah anggota kelompok memindahkan meja / bangku mereka bersama-sama dan pindah kemeja kelompok.
2) Bagikan lembar kegiatan siswa.
3) Serahkan pada siswa untuk bekerja sama dalam pasangan, bertiga atau satu kelompok utuh, tergantung pada tujuan yang sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal, masing-masing siswa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian dicocokkan dengan temannya. Jika salah satu tidak dapat mengerjakan suatu pertanyaan, teman satu kelompok bertanggung jawab menjelaskannya. Jika siswa mengerjakan dengan jawaban pendek, maka mereka lebih sering bertanya dan kemudian antara teman saling bergantian memegang lembar kegiatan dan berusaha menjawab pertanyaan itu.
5) Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin teman-teman satu kelompok dapat mencapai nilai sampai 100 pada kuis. Pastikan siswa mengerti bahwa lembar kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya untuk diisi dan diserahkan. Jadi penting bagi siswa mempunyai lembar kegiatan untuk mengecek diri mereka dan teman-teman sekelompok mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa jika mereka mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya menanyakan teman sekelompoknya sebelum bertanya guru.
6) Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok yang semua anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota yang lain bekerja dan sebagainya.
c.       Kuis / tes indivdu
Tes individu (kuis) dikerjakan siswa secara mandiri. Diantara siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga setiap siswa bertanggungjawab secara individu untuk memahami materinya. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.
d.      Skor kemajuan individual
Selanjutnya, skor yang didapatkan dari hasil tes dicatat guru untuk dibandingkan dengan hasil prestasi sebelumnya. Dari hasil test individual ini akan diketahui mana kelompok yang melakukan diskusi dengan baik. Oleh karena itu sangat penting dalam pembagian kelompok yang ideal.
e.       Rekognisi kelompok
Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu. Penghargaan didasarkan nilai rata – rata tim, sehingga dapat memotivasi mereka.
2.      Tahap pelaksanaan pembelajaran model STAD
a.       Persiapan
Sebelum menyajikan materi, menurut Arifin (1991:33) guru harus mempersiapkan lembar kegiatan yang akan dipelajari murid – murid dalam kelompok – kelompok kooperatif. Kemudian menetapkan murid dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4 – 6 orang. Aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada : 1) Kemampuan akademik (pandai, sedang dan rendah) yang diperoleh dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Pembagian tersebut harus diseimbangkan sehngga setiap kelompok terdiri dari murid dengan tingkat prestasi seimbang. 2) Jenis kelamin, 3) Latar belakang sosial, 4) Kesenangan bawaan/sifat (pendiam atau aktif) dan lain – lain.
b.      Penyajian materi pelajaran
1)      Pendahuluan
Dalam tahap ini guru perlu menekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok, dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep – konsep yang akan mereka pelajari.
2)      Pengembangan
Dilakukan pengembangan materi yang sesuai, yang akan dipelajari siswa dalam kelompok. Disini siswa belajar untuk memahami makna, bukan hapalan. Guru harus memberikan penjelasan tentang benar atau salah pada pertanyaan – pertanyaan tersebut. Jika siswa telah memahami satu konsep, maka dapat beralih ke konsep lain.
3)      Prakter terkendali
Prakterk dilakukan dalam menyajikan materi dengan cara menyuruh siswa mengerjakan soal, memanggilnya siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan masalah agar siswa selalu siap.
c.       Kegiatan kelompok
Guru membagikan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Guru memberi bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep, dan menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan kelompok ini, siswa bersama – sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban atau memperbaiki miskonsepsi.
Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok yang semua anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota yang lain bekerja dan sebagainya.
d.      Evaluasi
Dilakukan selama 45 – 60 menit secara mandiri untuk menunjukkan yang telah dipelajari siswa selama bekerja dalam kelompok. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok.
e.       Penghargaan kelompok
Dari hasil nilai perkembangan, maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam tingkatkan penghargaan seperti kelompok super, hebat, baik.
f.       Perhitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok
Dalam satu periode penilaian (3 – 4 mingu) dilakukan perhitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal siswa yang baru. Kemudian dilakukan perubahan kelompok agar siswa dapat berkerja dengan teman yang lain.
3.      Kelebihan dan kekurangan metode STAD
Setiap model pembelajaran selalu ada kelemahan dan kelebihannya. Dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdapat kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihannya adalah sebagai berikut :
a.         Membuat siswa lebih mudah memahami semua materi pembelajaran yang diberikan.
b.        Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain.
c.         Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif.
d.        Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain.
e.         Siswa pandai biasanya enggan disatukan dengan siswa yang kurang pandai, begitu pula siswa yang kurang pandai sering merasa minder dengan siswa yang pandai. Dengan adanya metode ini, dapat meleburkan dan menjadi wadah agar siswa bisa saling melengkapi dan belajar satu sama lain.
Adapun kekurangan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah:
a.         Membutuhkan waktu yang lama
b.        Apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan akan membuat diskusi tidak efektif.
c.         Guru harus selalu mengawasi proses diskusi supaya siswa tetap aktif dalam kelompok.
3.      Metode Investigasi Kelompok
Investigasi kelompok mungkin merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan. Model ini pertama kali dikembangkan oleh Thelan. Berbeda dengan STAD dan jigsaw , dalam metode investigasi kelompok ini siswa terlibat dalam perencanaan, baik topik yang dipelajari maupun bagaimana jalannya penyelidikan mereka.
Ada 6 tahap investigasi kelompok:
1. Pemilihan topik
Siswa memilih subtopik khusus didalam suatu daerah masalah umum yang biasanya ditetapkan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi 2 sampai 6 anggota flap kelompok, dan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas. Komposisi kelompok hendaknya heterogen secara akademis maupun etnis.
2. Perencanaan kooperatif
Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran , tugas, dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih dalam tahap pertama
3. Implementasi
Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua, Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas dan mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda, baik didalam atau di luar sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan.
4. Analisis dan sintesis
Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh pada tahap ketiga, dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik.
5. Presentasi hasil final
Semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada semua siswa yang menjadi audience.
6. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan bisa berupa penilaian individual atau kelompok.


4.      Pendekatan Struktural
Tipe PS dikembangkan oleh Spencer Kagen, dkk. Pendekatan ini memberi penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Terdapat dua macam struktur PS yang terkenal, yaitu think-pairshare (TPS) dan numbered-head-togther (NHT).
a. Struktur think-pair-share (TPS)
Struktur TPS memiliki langkah-langkah yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Langkah 1: Thinking (berpikir): Guru mengajukan suatu pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian meminta siswa untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.
Langkah 2: Pairing (berpasangan): Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap berpikir. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru memberi waktu 4 – 5 menit untuk berpasangan.
Langkah 3: Sharing (berbagi): pada langkah akhir, guru meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan, sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.
b. Struktur Numbered-Head-Together (NHT)
Struktur NHT biasanya juga disebut berpikir secara berkelompok adalah suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagen. NHT digunakan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas.
Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
Langkah 1: Penomoran: Guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggota 3 – 5 orang
dan setiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 5.
Langkah 2: Mengajukan pertanyaan: Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa.
Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya atau bentuk arahan.
Langkah 3: Berpikir bersama: Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.
Langkah 4: Menjawab: Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
















BAB III
KESIMPULAN
Pembelajaran kooperatif adalah yang mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dalam sebuah kelompok-kelompok kecil secara kolaborasi (campuran) yang anggotanya hanya berjumlah 4 atau 6 orang saja, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen (berbeda-beda).
Sedangkan strategi pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di dalam kelompok-kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan tenaga pendidik terhadap peserta didik, juga memerlukan strategi dalam pembelajaran, ada banyak model pembelajaran khususnya dalam pembahasan ini membahas tentang strategi pembelajaran ini akan membahas tentang Metode pembelajaran kooperatif yakni metode Jigsaw, STAD, investigasi kelompok dan pendekatan struktural.














DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Soekanto, Toeti., dkk. 1992. Prinsip Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas Dirjen PT, PAU.
Stevanus, Ivan. 2011. Kwi 115 Belajar Pembelajaran. Jakarta : Universitas Katolik Atma Jaya.
Sorayadwikartika.blogspot.co.id/2013/11/strategi-pembelajaran-kooperatif.html?m=1, diunduh pada Kamis, 29 September 2016